About

javascript:void(0)

Pages

Pages - Menu

Friday, August 17, 2012

Kasus Rohingya Dibawa ke PBB

MEKKAH– Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) memutuskan membawa kasus kekerasan terhadap etnik Rohingya di Myanmar ke Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Dalam pertemuan selama dua hari di Mekkah, Arab Saudi, yang berakhir Rabu (15/8),OKI menyatakan kekerasan terdapat etnik Rohingya merupakan penggambaran kejahatan kemanusiaan dan penanganan Pemerintah Myanmar kepada kaum minoritas muslim. Selain kasus Rohingya, OKI juga menegaskan dukungan untuk Palestina. ”Pertemuan telah memutuskan untuk membawa masalah ini ke Majelis Umum PBB,”demikian ungkap pernyataan akhir pertemuan tersebut seperti dikutip AFP.

OKI juga mengutuk berlanjutnya kekerasan yang dilakukan otoritas Myanmar terhadap kaum minoritas Rohingya dan penolakan pemerintah untuk memberikan hak kewarganegaraan terhadap etnik tersebut. Keputusan OKI untuk membawa kasus Rohingya ke Sidang Umum PBB diputuskan setelah organisasi beranggotakan 57 negara ini mendapatkan lampu hijau dari Myanmar untuk membantu Rohingya pada pertemuan dengan Presiden Thein Sein pada Sabtu (11/8).

Menurut OKI,Myanmar telah sepakat menyusul perundingan di Yangon mengenai situasi kemanusiaan yang memprihatinkan di negara bagian Rakhine pada Jumat lalu (10/8). Dalam pertemuan tersebut, delegasi OKI meyakinkan Thein Sein bahwa organisasi kemanusiaan Islam itu berniat memberikan bantuan kepada seluruh warga dinegara bagian tersebut.

Sementara mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad meminta pemimpin negaranya agar membantu pemimpin Myanmar untuk menciptakan harmoni di kawasan Arakan, tempat tinggal Rohingya, dan menerima keberadaan kaum minoritas itu. ”Saya kira pemimpin Malaysia harus berbicara secara pribadi dengan rekan Myanmar mereka dan saya yakin itu akan mengubah pendirian mereka dan menerima standar (hak asasi manusia) yang dipraktikkan di negara lain,” ujar Mahathir seperti dikutip Bernama.

Mahathir telah menulis surat kepada ikon demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi untuk meminta dia agar mengintervensi masalah itu.Selama ini,SuuKyi dikritik karena tidak melakukan apa-apa untuk mengatasi masalah Rohingya ini. Rohingya adalah warga Myanmar beragama Islam yang tinggal di Provinsi Arakan.Tapi, Pemerintah Myanmar menganggap etnik Rohingya sebagai orang Bengali yang masuk ke negara itu dari Bangladesh dan tidak mengakuinya sebagai warga Myanmar.

Diperkirakan,ada sekitar 800.000 orang Rohingya yang tinggal di Myanmar dan menurut PBB, mereka adalah kelompok minoritas paling tertindas di dunia. Di bagian lain, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berharap Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla (JK) bisa menjadi utusan khusus Indonesia untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi etnik Rohingya di Myanmar.

 ”Saya berharap Pak Jusuf Kalla dengan pengalamannya yang luas bisa menjadi special envoy kita agar kepedulian Indonesia terhadap isu kemanusiaan Rohingya tidak menimbulkan salah pengertian Myanmar, tapi juga benar-benar membantu saudara kita etnik Rohingya,” kata Presiden seusai menerima JK di Kantor Kepresidenan, Jakarta,kemarin.

Presiden telah berkomunikasi dengan JK sebelum mantan wakil presiden itu berangkat ke Myanmar beberapa waktu lalu.Dia juga menyampaikan beberapa harapan yang bisa disampaikan JK ketika bertemu otoritas Pemerintah Myanmar. ● wenny juanita/anthttp://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/520306/

0 comments:

Post a Comment