MEKKAH– Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) memutuskan membawa kasus
kekerasan terhadap etnik Rohingya di Myanmar ke Sidang Umum Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB).
Dalam pertemuan selama
dua hari di Mekkah, Arab Saudi, yang berakhir Rabu (15/8),OKI menyatakan
kekerasan terdapat etnik Rohingya merupakan penggambaran kejahatan
kemanusiaan dan penanganan Pemerintah Myanmar kepada kaum minoritas
muslim. Selain kasus Rohingya, OKI juga menegaskan dukungan untuk
Palestina. ”Pertemuan telah memutuskan untuk membawa masalah ini ke
Majelis Umum PBB,”demikian ungkap pernyataan akhir pertemuan tersebut
seperti dikutip AFP.
OKI juga mengutuk berlanjutnya kekerasan yang dilakukan otoritas Myanmar terhadap kaum minoritas Rohingya dan penolakan pemerintah
untuk memberikan hak kewarganegaraan terhadap etnik tersebut. Keputusan
OKI untuk membawa kasus Rohingya ke Sidang Umum PBB diputuskan setelah
organisasi beranggotakan 57 negara ini mendapatkan lampu hijau dari
Myanmar untuk membantu Rohingya pada pertemuan dengan Presiden Thein Sein pada Sabtu (11/8).
Menurut
OKI,Myanmar telah sepakat menyusul perundingan di Yangon mengenai
situasi kemanusiaan yang memprihatinkan di negara bagian Rakhine pada
Jumat lalu (10/8). Dalam pertemuan tersebut, delegasi OKI meyakinkan
Thein Sein bahwa organisasi kemanusiaan Islam itu berniat memberikan
bantuan kepada seluruh warga dinegara bagian tersebut.
Sementara
mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad meminta pemimpin
negaranya agar membantu pemimpin Myanmar untuk menciptakan harmoni di
kawasan Arakan, tempat tinggal Rohingya, dan menerima keberadaan kaum
minoritas itu. ”Saya kira pemimpin Malaysia harus berbicara secara
pribadi dengan rekan Myanmar mereka dan saya yakin itu akan mengubah
pendirian mereka dan menerima standar (hak asasi manusia) yang
dipraktikkan di negara lain,” ujar Mahathir seperti dikutip Bernama.
Mahathir
telah menulis surat kepada ikon demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi
untuk meminta dia agar mengintervensi masalah itu.Selama ini,SuuKyi
dikritik karena tidak melakukan apa-apa untuk mengatasi masalah Rohingya
ini. Rohingya adalah warga Myanmar beragama Islam yang tinggal di
Provinsi Arakan.Tapi, Pemerintah Myanmar menganggap etnik Rohingya
sebagai orang Bengali yang masuk ke negara itu dari Bangladesh dan tidak
mengakuinya sebagai warga Myanmar.
Diperkirakan,ada
sekitar 800.000 orang Rohingya yang tinggal di Myanmar dan menurut PBB,
mereka adalah kelompok minoritas paling tertindas di dunia. Di bagian
lain, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berharap
Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla (JK) bisa menjadi
utusan khusus Indonesia untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang
dihadapi etnik Rohingya di Myanmar.
”Saya
berharap Pak Jusuf Kalla dengan pengalamannya yang luas bisa menjadi
special envoy kita agar kepedulian Indonesia terhadap isu kemanusiaan
Rohingya tidak menimbulkan salah pengertian Myanmar, tapi juga
benar-benar membantu saudara kita etnik Rohingya,” kata Presiden seusai menerima JK di Kantor Kepresidenan, Jakarta,kemarin.
Presiden telah berkomunikasi dengan JK sebelum mantan wakil presiden itu
berangkat ke Myanmar beberapa waktu lalu.Dia juga menyampaikan beberapa
harapan yang bisa disampaikan JK ketika bertemu otoritas Pemerintah Myanmar. ● wenny juanita/anthttp://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/520306/
0 comments:
Post a Comment